DEFINISI BELAJAR


            Sejak awal perlu diingat bahwa kemungkinan besar tidak ada satu definisi belajar yang dapat diterima oleh semua orang. Peringatan dini ini telah dikemukakan oleh banyak pakar belajar. Misalnya Catania menyatakan: “Kita mengakui pada permulaan bahwa kita tidak akan mampu mendefinisikan belajar: tidak ada definisi-definisi yang memuaskan”; Domjan dan Bukhard menulis: “Satu definisi belajar yang diterima secara universal tidak ada” Hergenhan, dan Olson menulis: “Belajar merupakan salah satu topik paling penting dalam psikologi masa kini namun belajar merupakan konsep yang sangat sulit untuk didefinisikan” 

KASUS-KASUS BELAJAR

            Perhatikan kasus-kasus dibawah ini.



Kasus 1: Murid-murid itu berkeinginan  mempelajari  semua  persamaan-persamaan yang terdapat dalam buku pelajaran

Kasus 2: Para peneliti di bidang kesehatan sedang belajar bagaimana cara-cara penularan satu jenis penyakit baru.

Kasus 3: Pak Harto berharap anak-anaknya akan belajar menggunakan tatakrama makan yang lebih baik.

Kasus 4: Mamiek sedang belajar bermain tenis.

Kasus 5: Rochana ingin mempelajari kebiasaan-kebiasaan belajar yang baru.

Kasus 6: Bertahun-tahun sesudah lulus sarjana, Kadir baru menyadari betapa banyak hal yang telah dipelajari di bangku kuliah. 



            Contoh-contoh diatas diadaptasi dari Schwartz dan Reisberg (1991, hal. 1) dengan perubahan disana-sini. Menurut kedua pakar tersebut tujuan beberapa proses belajar adalah akuisisi/pemerolehan (aquisition) pengetahuan baru. Misalnya, dalam kasus 1 tujuan belajar adalah memasukkan pengetahuan pada memori mahasiswa sebab sebenarnya pengetahuan tersebut sudah ada dalam buku pelajaran. Kasus ke 2 agak berbeda oleh karena cara-cara penularan penyakit baru belum diketahui oleh para ahli medis, oleh karena itu tujuan belajar adalah menemukan informasi yang belum diketahui. Tujuan belajar pada kasus ke 3 lebih menyangkut terjadinya satu perubahan pola-pola perilaku.   Pada kasus 4 maka proses belajar akan melibatkan diperolehnya pengetahuan dan perilaku baru. Proses belajar pada kasus ke 5 melibatkan perilaku baru yang dapat menghasilkan diperolehnya pengetahuan baru. Sedangkan pada kasus 6 maka orang terkadang belajar tanpa menyadari bahwa dirinya belajar.

            Kasus-kasus tersebut diatas menunjukkan pada kita bahwa terdapat keragaman mengenai apa belajar itu. Itulah sebabnya kita tidak akan heran jika para ahli psikologi akan menggunakan beragam pendekatan dalam mengkaji belajar.


Artikel tentang Kiat2 Belajar Yang baik dan benar dapat di download di DOCX atau PPTX
Dibawah ini ada Video Mengenai cara Memotivasi anak untuk belajar ====> Klik Disini